Tanggapan
atas Bima Satria Putra [2] (Anarkis.org)
Oleh: Terrik Matahari
Pendahuluan
Membaca tulisan Bima yang berjudul: “Primata, Hierarki, Revolusi” membuat saya sampai pada kesimpulan bahwa Bima tidak mengerti dengan apa yang ditulisnya. Kenapa? Pertama, dengan menggunakan cocokologi Bima berusaha mengait-ngaitkan perilaku sosial simpanse dengan perilaku sosial manusia, lebih buruk lagi dengan mengatakan perilaku agonistik simpanse sebagai upaya pembebasan. Ini aneh karena ia sendiri mengatakan bahwa ada sistem hierarki pada kelompok simpanse. Kedua, dengan mengklaim diri sebagai seorang darwinian, Bima mereduksi evolusi hanya pada mekanisme seleksi alam. Dalam sub-judul kedua (Belajar Dari Primata) alih-alih menjelaskan apa saja yang dapat dipelajari, Bima malah menjelaskan secara serampangan soal evolusi. Karakter reduksionis dalam tulisannya hampir ditemukan dalam keseluruhan teks. Ketiga, dengan menggunakan judul yang genit dan teks layaknya jargon aktivis, Bima jatuh pada glorifikasi anarki(sme). Ini adalah semangat idealisme buta atas anarki(sme). Jujur, saya menemukan spirit mesianistik ditulisan tersebut, seakan-akan anarki(sme) adalah nubuat dan Bima adalah nabinya.
Namun saya secara pribadi berterimaksih pada Bima yang lewat artikelnya telah memberikan ruang untuk diskusi, meskipun membutuhkan waktu hampir 6 bulan untuk menuliskan tanggapan sejak artikelnya dipublikasi. Saya pertama kali membaca artikel ini akhir Februari 2017, beberapa hari sebelum keberangkatan menuju 2 kepulauan paling utara Sulawesi. Terbatasnya waktu menyebabkan kesempatan menuliskan tanggapan ini tidak kesampaian. Beberapa minggu yang lalu, akhirnya tanggapan ini bisa dituliskan. Saya memulainya dengan gambaran singkat soal primata dan etologi, dalam upaya mengenal–meminjam kalimat Bima–“saudara jauh kita”.